Kamis, 28 Maret 2013

Sempurna

Senang, sedih, marah dan gembira. Banyak sekali ekspresi yang Tuhan ciptakan, saya sendiri suka dengan semua ekspresi. Yaa... dibanding tidak merasa apa2. Toh lebih baik marah daripada datar. Senang tidak, sedih pun tidak. Bagi saya mengenal diri sendiri itu lebih sulit dibanding mengenal teman baru. Saya masih belum kenal betul watak dan karakter saya. Padahal saya sudah berumur 22 tahun tapi masih butuh waktu lama untuk mengenal pribadi sendiri. Masih plin-plan. Ibarat layang-layang putus tak tau hendak terbang kemana. Saat berbuat terlalu baik, jadi seperti orang bodoh yang agak naif. Saat berbuat buruk, merasa bersalah berlebihan. 

Saya selalu berpikir mau yang serba sempurna. Teman saya berpendapat : "Tapi mana ada, mana bisa manusia jadi makhluk yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-Nya". Lucu karena di lain sisi saya juga mendengar ungkapan, "Manusia adalah makhluk yang sempurna". 

Sempurna itu saling melengkapi

Coba kita cari sebenarnya apa arti sempurna. Dulu saya selalu berpikir kalau kata sempurna selalu berkaitan dengan hal yang baik-baik saja. Cantik itu sempurna, pintar itu sempurna, rapi pun sempurna. Padahal kalau tidak ada jelek, si cantik tidak akan dijuluki cantik, kalau tidak ada si bodoh, si pintar juga tidak mendapat predikat pintar.

Teringat akan buku yang pernah saya baca. Rumah kita bersih berkat adanya tempat sampah. Jadi berkat ada tempat yang paling kotor maka tercipta ruangan yang paling bersih. 

So, saya tidak mau mencari tahu apa saya baik atau buruk. Jalani dengan jujur. kalau memang niat saya  tulus, pasti akan menghasilkan buah kebaikan. Kalau memang belum sempurna, pasti akan ada seseorang yang menyempurnakan karena sempurna saling melengkapi.

Au revoir, Mr. Sandman.

Tidak ada komentar: